Sistem distribusi tenaga listrik

Dari pusat pembangkitan tenaga listrik dialirkan ke saluran transmisi dengan tegangan tinggi dan tegangan diturunkan ditingkat distribusi pada gardu induk selanjutnya dari GI tenaga listrik dialirkan ke pemakai (pelanggan industry dan rumahan)

Secara umum skema penyaluran listrik seperti gambar dibawah:ds1

Berdasarkan tingkatkan pelanggan listrik dapat dikategorikan menjadi :

  1. Pelanggan kecil (rumahan)Rekening listrik pelanggan tergantung kepada daya terpasang serta pemakaian KWH nya oleh karena nya PLN memasang pembatas daya dan KWH meter. Setelah KWH meter tenaga listrik kemudian memasuki instalasi rumah. Instalasi PLN pada umumnya hanya sampai daya KWH meter dan sesudah KWH meter instalasi listrik pada umumnya adalah instalasi miliki pelanggan. Biasanya alat pembatas daya ,KWH meter dan sakering utama biasanya 1 unit alat yang terpasang. Tersambung setelah GI disaluran distribusi setelah trafo penurun tegangan melalui jaringan tegangan rendah (TR) 380/220V, 220/127V dan sambungan rumah maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Biasanya ditingkat pelanggan kecil memiliki daya dari 1000 Watt – 100, 000 Watt.

dsl2

Misal: Rumah dengan daya terpasang 2200 Watt tegangan 220V maka arus yang melalui saluran sakering utama 2200/220 = 10 A, dan dibagi menjadi 3 saluran pada MCB 3 kelompok dengan arus nominal masing-masing 2,3,5 A.

Pemasangan kapastias beban dapat disesuaikan dengan arus nominal pada pembagi arus pada pengelompokan sekering. Sedangkan pemilihan ukuran MCB berdasarkan perhitungan arus nominal dan perhitungan arus hubung singkat I sc (short circuit) ditingkat beban.

Misal terdapat beban motor pompa air dengan arus nominal 3A, maka supply arus dapat diambil dari sakering pembagi MCB 2 dengan arus nominal 3 A, atau menggunakan sakelar dari pembagi diMCB dengan arus nomila 5 A yang masih tersisa 2A yang dapat digunakan untuk aplikasi lainnya.

Sedangkan untuk pemakaian listrik beban lampu misal 50W maka arus yang lewat sebesar (50/220 = 0.23 A), maka disaluran 1 (MCB 2 A) dapat diparalelkan untuk pemakaian beban lampu sebanyak 2/0.23 = 8 sambungan stop kontak.

Arus beban tidak boleh melebihi dari rating arus nominal MCB, jika terjadi arus melebihi arus nominal MCB (over current) maka secara otomasi MCB akan trip.

Perhitungan Arus pendek Isc (untuk menentukan rating MCB)

 

2. Pelanggan industry

Tersambung melalui jaringan tegangan menengah TM 20KV, 12KV, 6KV dengan langganan daya dari 1MW – 100 MW

Pemilihan model/topology sambungan disistem distribusi ditingkat industri ditentukan berdasarkan beberapa karakteristik instalasi listrik diantaranya: sensitifitas terhadap gangguan /interupsi tenaga listrik, kontinuitas saluran listrik, serviceability, maintainability, site topology, layout, distribusi beban, total daya, fleksibilitas instalasi listrik.

Beban yang sangat sensitive seperti instalasi listrik dirumah sakit, ruang operasi, Lift pada gedung tinggi, system keamanan dan safety (alarm, hydrant), listrik di bandara, ruang server, dll. Harus memiliki system distribusi tenaga listrik yang fleksibel dan tahan terhadap gangguan.

Pembagian topology sambungan listrik distribusi:

  1. Sistem Ril tunggal: Sistem ini dipakai untuk skala kecil yang hanya mempunyai saluran keluar dan tidak memerlukan pindah hubung (switching) system tenaga listrik. Namun jika terjadi gangguan pada ril, komponen tenaga seperti trafo, CB, beban maka pelayanan listrik akan terputus sama sekali.

dsl3

2.Sitem Ganda/Double rilDengan system ganda pemeriksaan/perawatan alat dalam system operasi tenaga menjadi lebih mudah dimana saluran utama tidak usah berhenti selama ada pemeriksaan atau perbaikan.Pada umumnya, system ril ganda banyak dipakai dipelanggan besar industry.

dsl4

3.Sistem Gelang/Ring

Sistem gelang jarang dipakai karena dari system operasi tenaga listrik kurang begitu leluasa, rangkaian control dan pengamanannya lebih komplek.

dsl5